Sonya Ekarina Boru Sembiring mendadak populer melalui dunia
maya setelah dirinya dikenal lebih banyak orang sebagai Sonya Depari. Tak
disangka Sonya langsung ngetop via medsos karena ungkapan kerasnya yang
mengancam seorang Perwira Polisi Wanita Perida Pandjaitan. Pengen tahu kisahnya
?
Dikalangan Netizen, Sonya Depari begitu panggilan akrab nya
di media sosial menjadi bahan bully-an setelah apa yang dilakukannya. Sonya
sebenarnya seorang model yang cukup dikenal di medan, tak hanya itu Sonya kerap
kali familiar dengan panggung catwalk karena profesinya tersebut selain sebagai
pelajar siswi SMA kelas 3 di salah satu sekolah.
Dari baju corat coretnya ala anak lulus sekolah memang
menadakan sonya dan teman-temannya sedang berkonvoi dengan menggunakan mobil. Sayangnya
konvoi tersebut di anggap membahayakan dan akhirnya diberhentikan oleh polisi.
Dalam profilenya Sonya seorang model dengan sisi yang cukup
baik (*terlihatnya) senyumnya dalam foto-foto yang diunggahnya di media sosial
memberikan image yang menarik untuk gadis medan ini.
Akibat diberhentikan polisi, Sonya pun berang.... wajah
cantiknya mendadak ketus bak kesurupan. Senyumnya sontak hilang tertutup dengan
kemarahan dan keangkuhan. Sonya pun tak terima ditegur polisi, dengan sikap marah-marah
sonya pun menunjuk-nunjuk mbak Polwan dan mengancamnya.
" DENGAR ya BU!! . DENGAR ya BU!!! Ini aku gak main
main !! Kalo sampai masuk koran..ingat ya...Ku TANDAI MUKA KAU YA ..KUTANDAI
KAU..Aku anak Arman Depari..INGAT Arman Depari!!
Dari penelusuran redaksi, ternyata Arman Depari adalah salah
satu perwira polisi berpangkat jenderal dengan titel lengkap Irjen. Pol. Drs.
Arman Depari. Namun ternyata bukan beliau ayah Sonya. Melainkan Makmur Depari
Sembiring lah yang merupakan ayahnya... namun kabar terbaru bapak Makmur Depari
Sembiring meninggal dunia akibat serangan jantung yang diduga syok berat akibat
bully an netizen yang mengarah pada Sonya Ekarina. Namun Irjen. Pol. Drs.
Arman Depari belakangan mengkonfirmasi mengakui bahwa Sonya adalah keluarganya.
Sebuah fenomena baru disini bahwa bully menjadi budaya di
kalangan netizen. Apakah Sonya Ekarina bersalah dalam hal ini ? Tentu...
keangkuhan mengaku sebagai anak jenderal dan mengancam mbak polwan tidak dapat
dibenarkan. Namun membully nya tanpa henti juga tidak patut dilakukan.
Sikap Sonya mengancam Polwan memang memperlihatkan attitude
buruk seorang gadis remaja namun bully an tanpa henti juga merupakan refleksi
attiude yang sama buruknya. Apalagi akhirnya sang Ayah dikabarkan meninggal
dunia akibat syok berat karena si anak diperlakukan bak teroris di media
sosial.
Ini cermin dari dunia masa kini. Remaja seperti Sonya adalah
produk masa kini yang lebih banyak dijejali oleh Sinetron yang lebih mempertontonkan
gaya hidup hedonis, hidup dalam kemewahan, hura-hura, arogan tanpa adanya
unggah-ungguh terhadap orang yang lebih tua. Tak hanya sonya... masih banyak
remaja-remaja diluaran sana yang memiliki sikap tak bedanya dengan yang
ditampilkan oleh Sonya Ekarina.
Semua memiliki andil besar mencetak produk remaja dengan
sikap seperti Sonya. Mulai dari tingkat keluarga hingga sekolah. Tak hanya itu,
tayangan film juga menjadi pendukung gaya hidup remaja terlihat sekarang ini. So bagaimana nih ? Menurut FN cukuplah dengan apa yang sudah dilakukan, setidaknya Sonya mendapatkan efek jera akibat menjadi viral di media sosial namun tidak untuk di bully terus menerus.... psikologis remaja yang masih labil tidak selalu mampu menghadapi tekanan seperti ini... jikalau sampai terjadi gangguan kejiwaan akibat stress dibully toh yang nge-bully punya andil menanggung dosanya. (red)
0 comments:
Post a Comment