background img

The New Stuff

Dilema Kesiapan Indonesia Hadapi MEA, Mengenal Lebih Dekat MasyarakatEkonomi ASEAN

mea 2015

DetikNyuus.com - Pergantian tahun 2016 tinggal menunggu hari. Sesuai dengan rencana pemerintahan indonesia saat ini, kita semua wajib untuk bersiap menghadapi MEA. MEA? Jajanan opo iku brohh... yuk sedikit belajar dan mengenalnya lebih dini.


MEA singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN atau di kawasan global lebih dikenal dengan ASEAN economic community. Sebenarnya secara jadwal, tahun 2015 sudah menjadi permulaannya namun sepertinya hingga saat ini SDM indonesia belum siap dari kaca mata ekonomi negara berkembang. MEA menjadi sebuah kesepakatan bersama dimana antar anggota MEA nantinya memungkinkan untuk silang industri dan SDM kemanapun sebatas anggota MEA tersebut.

So, kenapa harus ada MEA? MEA diharapkan menjadi terobosan baru yang mulai disepakati atau disetujui kepala negara di lingkup ASEAN karena nantinya akan bertindak sebagai pembangkit ekonomi semua negara yang tergabung didalamnya yang pernah mengalami keterpurukan krisis ekonomi pada periode 1997 dan 2009 silam, tentunya masih ingat kan dengan melambung tingginya semua harga pokok pangan dan demo dimana-mana.

Namun bagi indonesia, MEA ini tak hanya sekedar dijadikan sebagai momentum kebangkitan ekonomi melainkan juga sebagai cara untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian yang tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku nantinya, sehingga indonesia membuka diri dengan SDM dan Produksi asing, sebaliknya mampu melindungi industri kecil dalam negeri. Krisis ekonomi yang melanda pada 2009 silam tentunya harus menjadi motivasi untuk kebangkitan ekonomi dan tentu saja persiapan menjelang AFTA 2020 nanti.

Dalam fungsinya sebagai bagian dari program kerja ASEAN, MEA sendiri memiliki 4 karakteristik dasar diantaranya :

  1. Pasar tunggal dan kesatuan basis produksi
  2. Kompetisi ketat kawasan
  3. Pembangunan ekonomi yang equitable dan tidak memberi preferensi lokal
  4. Integrasi kawasan secara sepenuhnya kepada perekonomian global
Sasaran Integrasi MEA :
  1. Pengembangan SDM dan juga peningkatan kapasitas
  2. Saling adanya pengakuan akan kualifikasi jasa professional
  3. Konsultasi yang erat masalah ekonomi makro, kebijakan keuangan, instrumen pembiayaan perdagangan.
  4. Konektivitas komunikasi dan penguatan infrastruktur
  5. Pengembangan dan pemusatan transaksi berbasis elektronik
  6. Integrasi industri di seluruh kawasan ASEAN untuk memajukan sumber daya regional
  7. Turut serta mendorong peran dan keterlibatan swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Bagi kelas pekerja, tentu saja MEA bisa menjadi blunder untuk indonesia dan negara lain yang secara SDM belum bisa dianggap mapan dan kurang professsional. Namun apakah MEA akan menjadi boomerang untuk indonesia? Dalam studi kasus indonsia sendiri volume perdagangan impor lebih banyak mengarah pada kebutuhan non-migas sehingga sektor ini bisa menjadi nilai tinggi bagi aset indonesia, namun pada kenyataannya sangat berbeda. Dikarenakan tak mampu mengolah sumber daya secara mandiri, sehingga bagi negara lain yang ‘bisa mengolah’, indonesia lebih dianggap menjadi ladang subur tersendiri bagi negara mereka.

Beralih ke sektor mikro pun demikian adanya. Persaingan membuktikan bahwa pengusaha pasar mikro secara nasional dapat bertahan dengan persentase hingga mencapai hampir 100% namun permasalahan yang ditemui adalah secara hasil, produk yang dihasilkan masih kurang secara kualitas dengan banyak faktor pendukung, seperti kurangnya modal, kualitas SDM pas-pasan, integritas usaha yang lemah dan mentalitas wirausaha yang belum terbangun kuat dalam masyarakat. Hmmm... siapkah kita menghadapi MEA??

(red)

0 comments:

Post a Comment